Kisah Cinta Kasih Dalam Cerita "Salah Asuhan"
TUGAS III
ILMU BUDAYA
DASAR
KISAH CINTA
KASIH DALAM CERITA
“SALAH
ASUHAN”
Dosen :
Auliya Ar Rahma
OLEH
Nama :
Sentya Mersita
NPM :
1A114136
KELAS :
1KA08
SISTEM
INFORMASI
ILMU
KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
MEI 2015
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR
BELAKANG
Menurut
karya W.J.S Poerwadarminta, cinta adalah raga sangat suka (kepada) atau (rasa)
sayang (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih atau sangat tertarik hatinya.
Sedangkan kasih astinya perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas
kasihan. Dengan demikian arti cinta dan kasih hamper bersamaan. Walaupun
artinya hampir sama, namun terdapat perbadaan diantara keduanya. Cinta lebih
mengandung pengertian mendalamnya rasa, sedangkan kasih lebih keluarnya.
Dr Sarlito W. Sarsono mengatakan cinta memiliki tiga unsure yaitu keterikatan, keintiman, dan, kemesraan.
Misalnya cinta sahabat karib atau saudara sekandung yang penuh dengan keakraban, tetapi tidak ada gejolak-gejolak mesra dan orang yang bersangkutan masih lebih setia kepada hal-hal lain dari pada partnernya. Cinta diwarnai dengan kemesraan yang sangat menggejolak, tetapi unsure keintiman dan keterikatannya yang kurang.
Didalam kitab suci Alqur’an, ditemui adanya fenomena cinta yang bersembunyi di dalam jiwa manusia. Cinta memiliki tiga tingkatan: tinggi, menengah dan rendah. Tingkatan cinta tersebut diatas adalah berdasarkan firman Allah dalam surat At-Taubah ayat 24 yang artinya sebagai berikut :
Katakanlah: jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai; adalah lebih kamu cintai dari pada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalanNya, maka tunggulah sampai Allah emndatangkan keputusanNya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.
Dr Sarlito W. Sarsono mengatakan cinta memiliki tiga unsure yaitu keterikatan, keintiman, dan, kemesraan.
Misalnya cinta sahabat karib atau saudara sekandung yang penuh dengan keakraban, tetapi tidak ada gejolak-gejolak mesra dan orang yang bersangkutan masih lebih setia kepada hal-hal lain dari pada partnernya. Cinta diwarnai dengan kemesraan yang sangat menggejolak, tetapi unsure keintiman dan keterikatannya yang kurang.
Didalam kitab suci Alqur’an, ditemui adanya fenomena cinta yang bersembunyi di dalam jiwa manusia. Cinta memiliki tiga tingkatan: tinggi, menengah dan rendah. Tingkatan cinta tersebut diatas adalah berdasarkan firman Allah dalam surat At-Taubah ayat 24 yang artinya sebagai berikut :
Katakanlah: jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai; adalah lebih kamu cintai dari pada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalanNya, maka tunggulah sampai Allah emndatangkan keputusanNya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.
A.
CINTA
MENURUT AJARAN AGAMA
Dalam kehidupan manusia, cinta menampakan
diri dalam berbagai bentuk kadang mencintai dirinya sendiri, kadang mencintai
orang lain, kadang mencintai istri, suami, anak atau Allah dan RasulNya.
Berbagai bentuk cinta ini bisa kita dapatkan dalam kitab suci Al-Quran yaitu
Cinta diri, cinta kepada sesame manusia, cinta seksual, cinta kebapakan, cinta
kepada Allah dan cinta kepada Rasul.
B.
KASIH SAYANG
Kasih sayang menurut kamus umum kamus bahasa Indonesia karangan W.J.S Poerwadarminta artinya adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang. Memberikan kasih sayang dari cara pemberian cinta kasih ini dapat dibedakan:
Kasih sayang menurut kamus umum kamus bahasa Indonesia karangan W.J.S Poerwadarminta artinya adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang. Memberikan kasih sayang dari cara pemberian cinta kasih ini dapat dibedakan:
1.
orang tua bersifat aktif, si anak bersifat
pasif
2.
orang tua
bersifat pasif, si anak bersifat aktif
3.
orang tua
bersifat pasif, si anak bersifat pasif
4.
orang tua
bersifat aktif, si anak bersifat aktif
C.
KEMESRAAN
Kemesraan berasal dari kata mesra, ynag
artinya perasaan simpati yang akrab. Kemesraan ialah hubungan yang akrab baik
antara pria dan wanita yang sedang dimabuk asmara maupun yang sudah berumah
tangga. Kemesraan pada dasarnya merupakan perwujudan kasih sayang yang
mendalam.
D.
PEMUJAAN
Pemujaan adalah salah satu manifestasi cinta
manusia kepada TuhanNya yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi ritual.
Kecintaan manusia kepada Tuhan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.
Hal ini karena pemujaan kepada Tuhan adalah inti, nilai dan makna kehidupan
yang sebenernya.
Tuhan adalah pencipta, tetapi Tuhan juga penghancur segalanya. Bila manusia mengabaikan segala perintahNya. Karena itu ketakutan manusia selalu mendampingi hidupnya dan untuk menghilangkan ketakutan itu manusia memujaNya.
Tuhan adalah pencipta, tetapi Tuhan juga penghancur segalanya. Bila manusia mengabaikan segala perintahNya. Karena itu ketakutan manusia selalu mendampingi hidupnya dan untuk menghilangkan ketakutan itu manusia memujaNya.
E.
BELAS
KASIHAN
Dalam surat Yohanes dijelaskan cinta ada tiga
macam yaitu, Cinta agape ialah cinta manusia kepada Tuhan, Cinta Philia ialah
cinta kepada ibu bapak (orang tua) dan saudara, dan ketiga cinta Amor/eros
ialah cinta antara pria dan wanita. Disamping itu masih ada lagi yaitu cinta
terhadap sesame.
Cinta sesama ini diberikan istilah Belas Kasihan, untuk membedakan antara cinta kepada orang tua, pria-wanita, cinta kepada Tuhan. Dalam surat Al-Qur’an ayat 4, maka manusia menaruh belas kasihan kepada orang lain, karena belas kasihan adalah perbuatan orang yang berbudi.
Cinta sesama ini diberikan istilah Belas Kasihan, untuk membedakan antara cinta kepada orang tua, pria-wanita, cinta kepada Tuhan. Dalam surat Al-Qur’an ayat 4, maka manusia menaruh belas kasihan kepada orang lain, karena belas kasihan adalah perbuatan orang yang berbudi.
F.
CINTA KASIH
EROTIS
Cinta kasih erotis kerap sekali
dicampurbaurkan dengan pengalaman yang eksplosif berupa jatuh cinta, yaitu
keruntuhan tiba-tiba tembok yang sampai waktu itu terdapat diantara dua orang
yang asing sayu sama lain. Pengalaman intimitas, kemesraan yang tiba-tiba ini
pada hakekatnya hanyalah sementara saja.
Keinginan seksual menuju kepada penyatuan diri, tetapi sekali-kali bukan merupakan nafsu fisis belaka, untuk meredakan ketegangan yang menyakitkan. Cinta kasih dapat merangsang keinginan untuk bersatu secara seksual. Dalam hal itu, hubungan fisis tadi tidak memperlihatkan sifat-sifat yang rakus. Apabila cinta kasih erotis tidak juga merupakan cinta kasih kesaudaraan, ia hanya akan membawa kita kepada penyatuan yang bersifat orgiastis (pesta pora) dan sementara saja.
Keinginan seksual menuju kepada penyatuan diri, tetapi sekali-kali bukan merupakan nafsu fisis belaka, untuk meredakan ketegangan yang menyakitkan. Cinta kasih dapat merangsang keinginan untuk bersatu secara seksual. Dalam hal itu, hubungan fisis tadi tidak memperlihatkan sifat-sifat yang rakus. Apabila cinta kasih erotis tidak juga merupakan cinta kasih kesaudaraan, ia hanya akan membawa kita kepada penyatuan yang bersifat orgiastis (pesta pora) dan sementara saja.
RUMUSAN
MASALAH
1.
Manusia dan
Cinta Kasih
2.
Kisah kasih
sayang dalam novel “Salah Asuhan”
3.
Hikmah Cinta
BAB II
PEMBAHASAN
MANUSIA
DAN CINTA KASIH
Setiap
manusia pasti membutuhkan cinta dan kasih. karena pada dasarnya manusia tidak
pernah lepas dari yang namanya cinta kasih. manusia bisa mendapatkan dan
merasakan cinta kasih dari siapapun, di manapun, dan kapanpun. Contoh yang
sudah tidak asing lagi yaitu cinta kasih kepada Tuhan, Cinta kasih kepada orang
tua/anak, cinta kasih kepada sesama manusia, dan cinta kasih kepada sahabat.
1.
Cinta kasih kepada Tuhan
Tuhan yang meciptakan manusia dan di berikan
akal dan perasaan. Cinta kasih terhadap tuhan bisa kita wujudkan dengan taat
kepada Tuhan dan selalu menuruti perintahNya, menjauhi laranganNya . untuk yang
beragama muslim, melakukan pendekatan kepada Allah dengan cara melakukan amal
kebaikan seperti shalat, beramal, berbanyak melakukan kebaikan, menolong sesama
manusia agar mendapatkan pahala dan mendapatkan cinta kasih dari Tuhan. Semua
umat beragama melakukan hal yang sama . mereka berlomba-lomba untuk melakukan
kebaikan untuk mendapatkan pahala dan mendapatkan cinta kasih dari Tuhan.
2.
Cinta kasih kepada orang tua/anak
Setiap orang tua pasti menyayangi
anak-anaknya dengan tulus dan penuh kasih sayang. Bahkan setiap orang tua rela
mengorbankan apa saja demi kebahagiaan anak-anaknya. Dan sebaliknya setiap
anak-anak juga pasti sangat menyayangi kedua orang tuanya. Orang tua dan anak
memiliki ikatan batin yang kuat sehingga cinta kasih terhadap orang tua dan
anak muncul secara alami.
Ada pepatah yang bilang kasih sayang orang
tua terhadap anaknya tidak bisa di ukur karena bagaimanapun seorang anak
dilahirkan dari rahim ibunya dan dibesarkan oleh kedua orang tuanya sampai
akhirnya sang anak berhasil meraih cita-citanya . sama halnya dengan kasih
sayang anak terhadap orang tuanya, sang anak selalu berusa untuk membuat kedua
orang tuanya bahagia dengan membuat banyak prestasi yang bisa membuat orang tua
bangga akan usaha kita.
Sampai kapanpun cinta kasih orang tua
terhadap anak tidak akan pernah bisa berakhir, karena di dalam tubuh anak
mengalir darah orang tuanya sehingga muncul ikatan batin yang kuta dan tidak
akan pernah bisa dipisahkan oleh siapapun.
3.
Cinta kasih sesama manusia
Sesama manusia kita harus saling menyayangi.
Tidak boleh membeda-bedakan suku, agama, ras, dan materi. Karena Tuhan juga
menyuruh umatnya untuk saling menyayangi. Tuhan sangat membenci umatnya yang
sombong, dan tidak mau membantu sesama. Jika saudara atau tetangga kita sedang
mengalami kesulitan atau musibah jangan sungkan-sungkan untuk membantunya.
Karena, tanpa disadari Tuhan akan membalas kebaikan kita.
Banyak zaman sekarang orang ingin membantu
bukan berdasarkan hati yang tulus menolong, melainkan hanya ingin dipandang
baik oleh orang-orang yang melihatnya. Padahal seharusnya kita menolong tanpa
mengharapkan imbalan apapun dan berdasarkan hati yang tulus mau menolong dan
tidak membeda-bedakan perbedaan yang ada.
4.
Cinta kasih kepada sahabat
Banyak orang bilang kalau “Sahabat adalah
segalanya”. Memang benar seperti itu. Sahabat termasuk orang-orang
yang paling berharga dan kita sayangi . cinta kasih terhadap sahabat juga
sangat besar. Di saat kita sedang merasa kesulitan, sahabat selalu membantu. Di
saat kita merasa sedih, sahabat selalu menemani dan menghibut kita dengan canda
tawanya, di saat kita senang, sahabatpun selalu ada untuk menemani.
Sahabat tempat untuk kita mencurahkan segala
isi hati yang sedang di rasakan. Cinta kasih terhadap sahabat muncul karena
adanya kebersamaan yang indah. Suka dan duka dilalui bersama sahabat. Adanya
sahabat, hidup jadi lebih berwarna. Hidup terasa suram bila dijalani tanpa
adanya seorang sahabat.
Kisah
kasih sayang dalam novel “Salah Asuhan”
Ada
bermacam-macam kasus kasih sayang dalam kehidupan. Semua orang tua mengharapkan
hidup anaknya bahagia. Karena itu, tidak sedikit orang tua menumpahkan kasih
sayang secara berbeda-beda sesuai dengan kemampuan dan pendapatnya. Ada yang
secara berlebihan, disiplin, secara memberikan kebebasan dan sebagainya. Karena
itu ada yang berhasil, tetapi banyak juga yang gagal.
Bila
orang tua menumpahkan kasih sayang secara berlebihan, maka cara itu cendurung kepada
pemanjaan. Seperti dalam novel “Salah Asuhan” karangan Abdul Muis.
SALAH ASUHAN
Sungguhpun
ibunya orang kampung, dan selamanya tinggal diam di kampung saja, tapi sebab
kasih kepada anaknya, ditinggalkannya rumah gadang di kota Anau, dan tinggallah
ia bersama-sama Hanafi di kota Solok.
Maka
tiadalah ia segan-segan mengeluarkan uang buat mengisi rumah sewaan di Solok
itu secara yang dikehendaki oleh anaknya. Hanafi berkata, bahwa ia dari
kecilnya hidup di dalam rumah orang Belanda saja, jadi tidak senanglah hatinya,
jika aturan mengisi rumahnya tidak mengara-arah itu pula.
Tapi
sepanjang hari orang tua itu termangu-mangu sanajah, karena dari berada muka
sampai ke dapur dan kamar mandi diperbuat secara aturan rumah orang Belanda.
Perempuan Bumiputera dari kampung memang lebih senang duduk bersimpuh dari pada
di atas kursi. Ia gemar sekali berkunjung-kunjung dengan orang lain. Tempat
sirih, tempat ludahnya dan dapur itulah barang-barang yang sangat digemarinya
melihat setiap hari, itulah dunianya.
Tapi
hanafi sekali-kali tidak mengindahkan segala kesenangan ibunya itu. Setiap
sudut rumah sudah dipenuhi meja-meja kecil, tempat pot bunga dan lain-lain,
sedangkan yang diadakan oleh ibunya buat kesenangan orang tua itu, selalu
dibantahinya.
“Ibu
orang kampung dan perasaan itu kampung semua,” demikian ia berkata, kalau ibunya
mengembangkan pemadani diberanda belakang, buat menanti tamu yang sesama
tuanya. “Di rumah gadang, di kota Anau, tentu boleh menabur lantai sepenuh rumah,
tetapi disini kita dalam kota, tamuku orang Belanda saja.”
“Penat
punggungku duduk di kursi dan berasa perai kakiku duduk berjuntai, hanafi.”
Sahut ibunya, “kesenangan ibu hanyalah duduk di bawah, sebab semenjak ingatku
dibawah saja.”
“Itulah
salahnya, ibu, bangga kita dari kampung, tidak suka menurutkan putaran jaman.
Lebih suka duduk rungkuh dan duduk mengukul saja sepanjang hari. Tidak ubah
dengan kerbau bangsa kita, bu ! dan segala sirih menyirih itu....brr!!!”
Akhirnya
orang tua itu tidak berani lagi mengubah sesuatu apa di dalam rumah, melainkan
dibersihkan saja sesuatu sudut dimuka dapur, disanalah ia bersenda gurau atau
menerima tamu yang datang. Makin lama makin bimbanglah hatinya melihat anak
yang kebelanda-belandaan itu. Pakaiannya cara Belanda, pergaulannya dengan
orang Belanda saja. Jika kita berbahasa melayu, meskipun dengan ibunya sendiri,
maka dipergunakan bahasa Riau, dan kepada orang yang di bawahnya ia berbahasa
cara orang Betawi, begitupun juga sebagai dipatah-patahkan lidahnya dalam
bahasa sendiri.
Yang
sangat menyedihkan hati ialah bagi Hanafi segala orang yang tidak pandai bahasa
Belanda, tidaklah masuk bilangan. Segala hal ikhwal yang berhubungan dengan
orang melayu dicatat dan dicemoohkan sampai kepada adat lembaga orang melayu
dan agama Islam tidak mendapat perindahan serambut juga. Adat lembaga disebut
tahyul. Tidak heran kalau ia hidup tersisih benar dari pergaulan orang melayu.
Hanyalah kepada ibunya ada melekat hatinya.
Acap
kali benar ia berkata, terutama kepada orang Belanda, “bahwa negeri Minangkabau
sungguh indah, hanya sayang sekali penduduknya si minangkau.” Tapi, katanya
pula seindah-indahnya negeri ini, bila tidak ada ibuku, niscaya sudah lamalah
kutinggalkan.”
Demikian
juga ibunya, hanya suka menahan sakit senangnya di rumah Hanafi, karena kasih
kepada anak yang hanya senang itu saja.
Pada
suatu hari, sedang ia duduk berbaring di atas sebuah kursi malas di dalam
kebun, sedang air mukanya jernih, pikirannya rupa selesai, maka menghampirilah
ibunya, lalu duduk di atas bangku yang ada di dekat kursi itu.
“Hanafi,”
katanya, “sudah lama benar ibu hendak berhanda-handai dengan engkau, tapi
kulihat engkau ada di dalam kesepian saja. Saat ini, sedang air mukamu jernih,
keningmu licin, bolehkah ibu menutur niatku itu, supaya jangan menjadi duri
dalam daging kesudahannya.”
“Apa
pula yang terasa di hati ibu, yang terhalang di mata, ceritakanlah. Gunung
talangkah hendak meletus, padi sawah di makan tikus?”
“Bukan
itu. Hanafi! Hanya penting sekali, penting buatmu, penting buat ibu, penting
buat kita sekalian. Ingatlah anakku hanya engkau seorang saja, ayahmu sudah
sampai ajalnya, tidak lain hidupku hanyalah buat engkau sendiri saja.
Hanafi
memasang sebatang sigaret dan dengan tidak memandang kepada ibunya, berkatalah
ia :
“Berceritalah
saya mendengarkan !”
“sudah
berkali-kali mamak-mamakmu dari kampung datang kemari.”
“Oh
penting sekali. Benar, jika mereka hendak makan enak tidak ada keberatan
bagiku, bila mereka setiap hari datang kemari. Hanya selagi saya di kantor saja
bu, sebab saya memang tidak bergaul dengan orang-orang serupa itu. Saya
disuduk, ia dihilir.”
“Bukan
buat makan-makan datang kemari, Hanafi, tapi besar sungguh yang dimaksud. Rumah
gadang hendak runtuh...”
“O,
saya pula yang mesti menaruh dan memahat di sana?. Bagus! Bukan hendak menyuruh
engkau menarah dan memeahat disana, sahaja. Yang sebenar-benarnya janggal benar
rupanya, karena engkau hendak mengangkat menjadi penghulu.....”
“He,
ha..ha..! bu ! benarkah pendengaranku ? menjadi penghulu? Saya akan menjadi
penghulu dan akan belajar sembah menyembah. Baik, asal mereka suka buyung aku
jadikan penongkat!”
“Hanafi,
hanafi! Sudah ada di dalam kira-kira ibu, bahwa engkau akan mencemooh pula
maksud orang tua-tua yang mulia itu, jadi buat mencegah jangan hati mereka
tersinggung, sudahlah ibu tutup pembicaraan itu dari pangkalnya. Demikian juga
tentang maksud mereka hendak memperumahkan engkau sudah ibu habisi dengan
menyatakan tidak boleh jadi.”.....
Dengan cotnoh kasus pemanjaan di
atas jelas sekali, bahwa tidak ada anak yang dimanjakan menjadi anak yang baik,
yang saleh, yang berbakti kepada orang tua.
HIKMAH
CINTA
Hikmah
cinta adalah sangat besar. Hanya orang yang telah diberikan kefahaman dan
kecerdasan oleh Allah sajalah yang mampu merenungkannya. Diantara hikmah-hikmah
tersebut adalah:
1.
Sesungguhnya
cinta adalah merupakan ujian yang berat dan pahit dalam kehidupan manusia,
karena setiap cinta akan mengalami berbagai macam rintangan. Akankah seseorang
akan menembuat cintanya dengan cara yang terhormat dan mulai? Ataukah ia akan
meraihnya dengan cara yang rendah dan hina? Apakah ia benar-benar tertarik
dengan kekasihnya, ataukah sekedar main-main saja? Semuanya dapat diketahui
setelah ia mendapatkan rintangan dalam perjalannya.
2.
Bahwa
fenomena cinta yang telah melekat di dalam jiwa manusia merupakan pendorong dan
pembangkit yang paling besar di dalam melestarikan kehidupan lingkungan. Kalau
bukan karena cinta, tentu manusia tidak akan pernah terdorong gairah hidupnya
untuk mewujudkan apa yang dicita-citakan. Pendek kata kalau bukan karena
fenomena cinta, tak akan pernah ada gerakan, kreasi dan apresiasi di dunia ini.
Juga tak akan pernah ada pembangunan dan kemajuan.
3.
Bahwa
fenomena cinta merupakan faktor utama didalam kelanjutan hidup manusia, dalam
kenal-mengenal antar mereka. Juga untuk saling memanfaatkan kemajuan bangsa. Ia
merupakan modal utama didalam mengenal berbagai macam ilmu pengetahuan yang
tersimpan di dalam keindahahan alam, kehidupan dan kemanusiaan.
4.
Fenomena
cinta, jika diperhatikan merupakan pengikat yang paling kuat di dalam hubungan
antar anggota kelurga, kerukunan bermasyarakat, mengasihi sesama mahluk hidup,
menegakkan keamanan, ketentraman, dan keselamatan di segala penjuru bumi. Cinta
merupakan benih dari segala kasih dan sayang, dan segala bentuk persahabatan,
dimanapun adanya.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Cinta adalah
rasa sangat suka (kepada) atau (rasa) sayang (kepada), ataupun (rasa) sangat
kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata Kasih artinya perasaan
sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasih. Dengan demikian arti cinta
dan kasih hampir bersamaan, sehingga kata kasih memperkuat rasa cinta. Karena
itu cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang
yang disertai dengan menaruh belas kasihan.
Walaupun
cinta kasih mengandung arti hampir bersamaan, namun terdapat perbedaan juga
antara keduanya. Cinta lebih mengandung pengertian mendalamnya rasa, sedangkan
kasih lebih keluarnya, dengan kata lain bersumber dari cinta yang mendalam
itulah kasih dapat diwujudkan secara nyata.
Cinta
memegang peranan yang penting dalam kehidupan manusia, sebab cinta merupakan
landasan dalam kehidupan perkawinan, pembentukan keluarga dan pemeliharaan
anak, hubungan yang erat dimasyarakat dan hubungan manusiawi yang akrab.
Demikian pula cinta adalah pengikat yang kokoh antara manusia dengan Tuhannya
sehingga manusia menyembah Tuhan dengan ikhlas, mengikuti perintah-Nya dan
berpegang teguh pada syariat-Nya.
DAFTAR
PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar